Jumat, 20 Mei 2011

ALQURAN DIBAKAR

Kisah Penahanan Pastor Pembakar Alquran

Penulis : Natalia Santi


Detroit – Pastor kontroversial, Terry Jones, kembali berulah. Kali ini dia berencana melakukan aksi protes menentang syariah dan jihad di luar Pusat Dakwah Islam Amerika, Dearborn, masjid terbesar di Amerika Serikat.

Namun, upaya bernuansa provokasi ini harus berujung ke proses hukum. Jones pun disidangkan untuk memutuskan apakah tindakannya bisa memicu kekerasan.
Pengadilan akhirnya memutuskan Jones untuk ditahan di Penjara Wayne setelah menolak membayar uang jaminan US$ 1, Jumat (22/4). Namun, seseorang telah membayar uang jaminan itu, tak lama setelah Jones ditahan.

Juri menemukan tema-tema protes Jones dan rekannya, Wayne Sapp, di luar Pusat Islam Amerika tersebut. Wacana yang digelontorkan keduanya tampak melanggar perdamaian dan memicu kekerasan.

Juri mulai membahas kasusnya sekitar pukul 15.30 waktu setempat, Kamis (21/4). Isu utama menilai tujuan utama Jones, apakah niatnya beraksi untuk mengatakan atau melakukan sesuatu yang bisa memicu kekerasan. Kemudian, juri mengambil keputusan sekitar pukul 18.30. Intinya, menegaskan bahwa pastor Jones dinyatakan bersalah.
Jones diminta untuk membayar jaminan.

Jaksa Mark Sommers meminta jaminan sebesar US$ 45.000. Tetapi, hakim menetapkan hanya sebesar US$ 1, angka yang demikian kecil. Jones dan rekannya tidak diperkenankan masuk ke Pusat Dakwah Islam AS atau wilayah sekitarnya selama tiga tahun. Baik Jones maupun temannya menolak uang jaminan yang sangat kecil. Mereka lalu ditahan dan akan dibawa ke Penjara Wayne, hingga jaminan dibayar. Tetapi, tidak diketahui siapa yang membayar uang jaminan tersebut.

Argumen Kebebasan
Di awal sidang, Jumat, jaksa menyatakan protes di luar masjid bisa mengancam keselamatan serta bisa melukai seseorang. Jones diberi pilihan untuk beraksi di tempat lain, namun ditolaknya. Jaksa juga menyatakan pastor itu membawa senjata di tempat parkir televisi Detroit WJBK, Kamis malam.

Sebaliknya, Jones mengatakan Amendemen Pertama Amerika memberikan hak setiap orang untuk melakukan aksi protes di mana saja termasuk di luar masjid.
“Ada kemungkinan kami lakukan terkait Alquran dan pembakaran Alquran yang mungkin Anda tidak setujui. Satu hal, yang harus diingat adalah Amendemen Pertama,” kilah Jones berargumen.

Amandemen atau Konstitusi AS yang pertama berbunyi, “Kongres tidak akan membuat undang-undang mengenai pembentukan agama, atau yang melarang dijalankannya agama secara bebas; atau menghambat kebebasan berbicara, atau kebebasan pers; atau hak rakyat untuk berkumpul secara damai, dan untuk menyampaikan petisi kepada pemerintah untuk ganti rugi atas keluhan-keluhan mereka. “

Amandemen ini kerap menjadi argumen pihak-pihak atau individu di AS untuk mempertahankan pendapat dan opininya sebagai suatu bentuk kebebasan berpendapat.
Drama pengadilan terhadap Terry Jones dimulai Kamis. Saat penampilan sidang pertama, Hakim memerintahkan Jones untuk membayar jaminan perdamaian. Itu merupakan perintah pengadilan, yang mewajibkan seorang memberikan uang guna menjamin bahwa mereka tidak melanggar perdamaian.

Tak Disokong
Berbicara di sebuah restoran McDonald, tak lama setelah dibebaskan, Jones membela diri dan menyatakan kasus pemerintah terlalu lemah. Saat dia berbicara, sebagaimana dikutip AP seorang pengendara yang lewat berteriak, “Keluar dari Dearborn, kamu teroris!”
Sebenarnya banyak pihak yang tak menyokong aksi pastor ini. Organisasi veteran terbesar AS, misalnya, meminta Jones tidak melanjutkan rencana melakukan aksi protes di luar masjid terbesar di negeri itu. Mereka menyatakan tindakan Jones bisa mencelakakan pasukan AS yang tengah bertugas di luar negeri.

Richard Eubank, pensiunan marinir dan Perang Vietnam, yang juga pemimpin Veterans of Foreign Wars (VFW) sebagaimana dilaporkan Reuters, mendesak Jones membatalkan rencananya melawan syariah dan jihad. Dia mengatakan “tidak ada yang diuntungkan, dan malah lebih banyak ruginya dari tindakan egois yang akan dipandang kalangan luar negeri bahwa Amerika anti-Islam.”

Setelah tindakan Jones membakar Alquran bulan lalu di Florida, 20 orang tewas di kompleks PBB di Afghanistan. Mereka menyerbu kompleks tersebut karena marah terhadap tindakan Jones.

“Dua puluh orang tewas dan 90 cedera, jangan lupakan itu,” kata Eubank. “Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai. Jelas pastor lupa ajaran itu. Tindakan mementingkan diri sendiri telah membawa kematian dan kerusakan,” kata Eubank lagi.
Duta besar AS di Jakarta, Scot Marciel pun meminta orang-orang seperti Jones jangan dikaitkan dengan Amerika.

“Tindakan orang seperti Terry Jones tidak dibenarkan di AS, saya bahkan berharap dia bukan warga Amerika,” katanya dalam ceramah di depan mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia, Senin pekan lalu.

“Jika Anda mendengar berita tentang itu, Anda harus ingat ada orang-orang yang seperti itu, tapi tidak mewakili Amerika,” ujarnya. sumber sinar harapan//AP////kba.ajiinews//galaknews// (berbagai sumber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar